April 20, 2019 Khairil Asnan Haedar 0 Comments

Dasar Teori Aktifitas Respirasi Aerob
                                                                                                                                                                                                                                                     
Respirasi secara umum dibagi menjadi 2, yakni respirasi aerob dan anaerob. Secara umum, respirasi aerob merupakan proses oksidasi senyawa kompleks dengan menggunakan oksigen sebagai akseptor utama (pada rantai transfer elektron). Sedangkan, respirasi anaerob tidak menggunakan oksigen sebagai akseptor utama elektron.

1. Respirasi Aerob

Pada proses glikolisis, pemecahan molekul gula menjadi senyawa asam piruvat terjadi di sitoplasma. selanjutnya, terjadi proses dekarboksilasi oksidatif di membran luar mitokondria yang mengubah asam piruvat menjadi asetil Co-A. Setelah itu, terjadi siklus krebs di ruang antar membran mitokondria yang akan menghasilkan oksaloasetat dan asam sitrat. Tahap terakhir terjadi pada membran matriks mitokondria yang merupakan reaksi transfer elektron untuk menghasilkan H2O dan energi berupa ATP.



2. Respirasi Anaerob

Berkebalikan dengan respirasi aerob, respirasi anaerob adalah proses pemecahan glukosa yang tidak membutuhkan oksigen. Adapun beberapa organisme yang dapat melakukan respirasi anaerob: khamir, bakteri asam laktat, otot tubuh pada manusia. Jika dibandingkan respirasi aerob, respirasi anaerob hanya menghasilkan sedikit ATP (energi). Proses respirasi anaerob dibedakan menjadi 2. Yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat.




Pada aktifitas respirasi aerob, KOH akan berfungsi untuk mengikat CO2 bebas pada respirometer. Iodin yang disuntikkan pada selang akan menjadi penanda arah tekanan udara pada tabung respirometer. Sesaat setelah udara (diumpamakan O2) dihirup oleh hewan uji, maka arah iodin akan masuk mendekati hewan tersebut. Sedangkan penggunaan tauge hanya sebagai variabel kontrol untuk melihat perbedaan hasil uji.

0 comments: